Sebuah kisah pengalaman horor Kinasih tinggal di asrama putri 3
Pada saat Kinasih masuk dan membersihkan kamar B1, mulai muncul perasaan tidak enak.
Ada apa sebenarnya dengan kamar B1 yang ditempati Kinasih?
Di tahun ketiga Kinasih tinggal di asrama putri, terjadi suatu wabah penyakit yang menular,sehingga semua anak di asrama harus pulang ke rumahnya masing-masing.
Sekitar lima bulan, Asrama Putri Cendana benar-benar kosong. Nara yang saat itu sedang menempuh kuliah semester akhir terpaksa kembali ke asrama untuk melakukan penelitiannya.
Begitu pula dengan Kinasih, dia harus kembali ke asrama karena akan melaksanakan pengabdian di sebuah desa. Nara kembali ke asrama terlebih dahulu, lalu sebulan kemudian Kinasih kembali.
Selama satu bulan di asrama, Nara tinggal sendiri di kamar B4. Suara langkah kaki dan suara ketukan tembok, selalu di dengarnya tiap malam.
Nara mencoba memberanikan diri dan tidak menceritakannya ke pemilik asrama. Namun, saat Kinasih baru saja sampai, Nara
langsung memberitahunya.
Kinasih merasa takut dan tidak nyaman, apalagi ia harus berpisah dengan Nara. Nara di kamar B4, dan Kinasih di kamar B1. Kinasih harus menjalani karantina selama 14 hari, oleh karena itu ia tidak sekamar dengan Nara.
Saat membuka kamar B1, perasaan Kinasih sudah tidak enak. Ia memulai dengan membersihkan kamar dan menata barang-barangnya.
Malam sebelum tidur, ia sempatkan untuk membaca kitab suci agar pikirannya menjadi tenang. Sekitar pukul sembilan malam,
Kinasih tertidur.
Kemudian ia terbangun pukul setengah satu malam, karena telponnya berbunyi. Kinasih, Hanna, dan Kuyun saling megirimkan pesan singkat.
Setelah sepuluh menit berlalu, Kuyun dan Hanna pamit untuk tidur. Kinasih lalu meletakkan handphone miliknya di sebelah kanan. Kemudian Kinasih berbalik arah ke sebelah kiri.
Saat itulah untuk pertama kalinya, Kinasih melihat sesosok makhluk tak kasat mata. Rambutnya panjang, bajunya putih bersih, dan ia tidak berjalan melainkan melayang.
Ia juga keluar dari kamar, dengan cara menembus tembok. Kinasih saat itu sangat terkejut. Ia lalu memejamkan matanya, sambil menangis.
Kinasih seperti merasakan ada sesuatu yang ingin masuk ke dalam tubuhnya. Ia mencoba membaca doa, tetapi tidak ada doa yang ia ingat satu pun. Pikirannya sudah tidak karuan.
Apalagi ditambah, ia mendengar suara pintu terbuka di kamar B2. Padahal, kamar B2 tidak ada penghuninya. Setelah suara pintu kamar terbuka, ia mendengar suara barang-barang yang berjatuhan dan langkah kaki.
Ada juga suara musik, yang menjadi penutup dari semua kejadian malam itu. Sampai sekarang Kinasih tidak tahu jenis musik apa yang ia dengar, karena baginya suara musik itu sangat aneh.
Pukul tiga pagi, semua gangguan itu berhenti setelah terdengar suara azan awal. Kinasih mencoba menelpon keluarganya, namun tidak ada yang menjawab.
Kinasih terus menangis, hingga ia mendengar suara pintu kamar Nara terbuka. Ia lari menghampiri Nara dan menceritakan semuanya. Nara menyarankan agar Kinasih untuk pindah kamar.
Awalnya Kinasih tidak mau pindah kamar, tetapi setelah ia tahu ada apa sebenarnya di kamar B1, ia memutuskan untuk pindah kamar.
Menurut cerita dari seseorang yang paham mengenai hal-hal semacam ini, kamar B1 adalah sebuah gerbang. Lebih tepatnya, gerbang utama yang dilalui para makhluk tak kasat mata.
Menurutnya, saat itu di kamar B1 sedang ada sebuah pesta. Selayaknya sebuah pesta perayaan yang sangat meriah.
Jadi, selama satu malam Kinasih tidak berada di sebuah kamar biasa melainkan di sebuah pesta. – Habis (Seperti dikisahkan Anis Surya Trisanti UNY di Koran Merapi) *