Kisah pengalaman horor ketika kami merasa penasaran dan sok-sokan pengin menyelidiki misteri setan danau di perumahan.
Apa yang terungkap dalam penyelidikan kami?
Benarkah ada setan di danau yang penuh misteri itu?
Di perumahan yang saya tempati, ada sebuah danau yang dikelilingi dengan pohon-pohon besar dan rindang.
Danau itu dibangun untuk mencegah adanya banjir yang biasanya terjadi ketika perumahan sudah mulai padat warganya dan daerah resapan air sudah berkurang.
Di sisi danau sebelah kiri, jalannya sudah agak rusak dan sekitarnya sepi, jadi jarang sekali dilalui oleh orang ataupun kendaraan.
Di sisi sebelah kanan danau sebaliknya, banyak terdapat toko-toko juga ruko yang ramai dengan jualannya berupa kuliner atau pakaian.
Setiap sore susana danau ramai dengan pengunjung terutama di hari Sabtu dan Minggu. Semenjak pandemi, makin ramai suasananya.
Banyak keluarga atau rombongan yang berwisata di sekitar danau membawa makanan dan tikar.
Sebelah sisi kiri danau yang sepi konon ceritanya ada penunggunya. Karena beberapa kali orang yang berhenti atau duduk-duduk di situ tiba-tiba meracau tak karuan seperti orang kerasukan setan.
Hal itu sudah terjadi tidak hanya satu kali, maka dipasang lah tulisan untuk tidak duduk-duduk atau berwisata di sisi kiri danau.
Saya dan beberapa teman yang penasaran, berusaha menyelidiki hal tersebut. Kami pun bertanya kepada ustadz dekat rumah tentang hal tersebut.
Menjelang malam sudah larut, saya dan beberapa teman mendatangi tempat itu. Kami berjalan beriringan sambil melihat situasi di sekitar. Sepi nya malam lumayan membuat suasana tambah menakutkan.
Ketika kami lewat, angin bertiup lumayan kencang, membuat bulu kuduk kami berdiri. Sampai di ujung sisi kiri danau, kami berhenti.
Tapi tiba-tiba ada yang memegang pundakku dari belakang, aku yang saat itu dalam keadaan takut langsung berteriak dan berlari sekencang-kencangnya.
Temanku yang lain ikut berlari sampai kami ada ditempat yang agak terang. Temanku bertanya, “Kenapa kamu lari Dan? ”
“Pundakku ada yang meraba dari belakang, San”
“Ahh perasaan kamu saja mungkin”
“Entahlah, yang jelas aku takut untuk melihat siapa yang ada di belakangku”
“Ya sudah, kita pulang saja deh sekarang”
Keesokan harinya ketika kami sholat Maghrib di mushola dekat rumah, ustadz Adnan menghampiri. Dia bertanya “Kalian kemarin kenapa lari malam-malam, saya mau ikutan menyelidiki kejadian disitu padahal.”
“Lohh, ustadz kemarin yang meraba pundak saya ya? ” Kata ku.
“Oh iya, saya baru mau menyapa kalian langsung berteriak dan lari”
“Ya ampun ustadz, saya pikir setan yang pegang bahu saya, makanya saya langsung lari.”
“Hahaha… kalian penakut juga rupanya.
Ya sudah nanti malam kita jalan bareng ke situ ya!” Ustadz Adnan berkata.
Kami kompak menjawab : “Ngga ustadz, Kami nggak penasaran lagi deh.”
Setelah kejadian itu kami nggak mau penasaran lagi mendatangi sisi kiri danau, dan kalau ada cerita-cerita seram lainnya, kami berusaha tidak ikut mendengarkan. (Seperti dikisahkan Asrani Zakiyah Nasution di Koran Merapi) *