Kumpulan cerita misteri tentang hantu penghuni rumahku.
Suatu saat hantu itu menampakkan diri dengan wujud gadis rambut panjang bergaun putih.
Konon katanya, setiap rumah memiliki penghuninya. Begitu pula dengan rumahku.
Aku mengetahuinya dari salah seorang teman adikku yang bisa melihat.
Namun, karena selama ini mereka tak pernah menganggu ataupun usil, maka kami membiarkannya saja.
“Kak, kata Kevin, di tempat kakak duduk sekarang ada cewek, lho,” ucap adikku padaku suatu sore.
Aku yang tengah duduk dekat jendela sembari bermain ponsel pun mendongak dengan alis terangkat.
“Cewek?” tanyaku bingung. Aku tak melihat siapa pun di sana. Dan saat ini, di rumah ini pun hanya ada kami berdua saja. Lalu, siapa yang tengah dibicarakan oleh adikku ini?
Kemudian sebuah pemahaman muncul di benakku saat adikku menyeringai kecil.
Aku pun mengangguk paham dan mengangkat bahu tak acuh.
“Kenapa emang? Dia gak ganggu aku, aku juga gak bakal isengin dia. Jadi aku gak takut,” ucapku santai.
Beberapa bulan setelah kejadian itu, aku terbangun dari tidurku karena ada yang memanggilku.
Namun, hanya mataku yang bisa terbuka. Seluruh tubuhku terasa berat seolah tertindih sesuatu.
Dan entah mengapa, aku langsung menoleh ke arah pintu seolah ada yang menyuruhku.
Begitu melihat pintu, kepalaku langsung kaku. Aku tak mampu menatap tempat lain.
Di sana, ada seorang gadis berambut panjang sepinggang dan diurai serta bergaun putih.
Walau otakku terus berteriak memintaku untuk menoleh dan menutup mata.
Akan tetapi, seluruh syaraf tubuhku tak menurutiku.
Mataku menatap nyalang padanya yang membelakangiku.
Yang bisa kulakukan saat itu hanyalah berharap bahwa ada seseorang yang akan menyelamatkanku, entah bagaimana caranya.
Sekitar 5 menit lamanya aku bertahan di posisi itu hingga kurasakan cakaran dari kuku-kuku panjang di lengan kananku.
Dan saat itulah, aku bisa bebas menggerakkan tubuhku.
Hal pertama yang kulakukan adalah berbaring dan menutup mata sejenak.
Serta meyakinkan diri bahwa yang kulihat itu hanyalah halusinasi.
Setelah berhasil menguasai diri, aku bangkit dari tempat tidur dan kulihat sosok itu telah menghilang. (Seperti dikisahkan Septiana di Koran Merapi) *