Cerita Horor Gagal dalam Ritual Mencari Tumbal Pesugihan Lewat Darah Binatang Ternak, ini yang Terjadi ……

Kumpulan cerita horor dan misteri ketika gagal dalam ritual mencari tumbal pesugihan lewat dsrah binatang ternak.

Seorang laki-laki dengan golok di tangan membabat habis semua pohon yang ada di hadapannya.

Laki-laki itu tak kuasa menahan kemarahannya.

Ia bersama warga menyusuri kaki bukit mencari sosok misterius.

Sudah tiga bulan lamanya ketenangan warga terusik.

Banyak hewan ternak yang mati seketika.

Awalnya Sumidi mengira ternak warga mati dimakan binatang buas.

Setiap malam selalu saja ada ternak yang mati.

Tentu saja kematiannya sangat tidak wajar.

Pada bagian leher terdapat bekas gigitan.

Binatang tersebut pun mati kehabisan darah.

Jikalau binatang buas pastilah akan memangsa binatang tersebut dan mencabik-cabik hingga tak berbentuk.

Mereka pun memperketat penjagaan khususnya diwaktu malam.

Banyak spekulasi yang muncul perihal kejadian tersebut.

Ada yang mengaitkannya karena penyakit bahkan dunia gaib.

Pasalnya tidak ada serorang pun yang tahu wujud pemangsa binatang tersebut.

Entah dapat wangsit dari mana warga desa menyerbu kaki bukit.

Mungkin mereka hanya mengira-ngira saja bahwa tidak ada tempat untuk bersembunyi selain di sana.

Sudah hampir subuh namun sosok misterius belum ditemukan.

 

Tidak lama kemudian seorang warga berteriak histeris.

Ia berlari dengan kencangnya. Tubuhnya gemetar serta keringatnya bercucuran.

“Pohon berdarah…pohon berdarah…!”

Warga pun berlarian menghampiri pohon itu.

Benar saja ucapan Kliwon pohon itu mengucurkan darah.

Bau anyir persis seperti darah manusia. Rupanya ia terkena sabetan golok.

Pohon tersebut dapat bergerak layaknya manusia.

Ia mencoba melarikan dari dari kerumunan warga. Para sesepuh desa pun menggelar ritual untuk memagari pohon tersebut.

Tidak lama kemudian terdengar isak tangis.

“Ampun Pak!”

“Tolong keluarkan saya dari sini.”

Rupanya pohon tersebut ialah jelmaan manusia yang kerap memangsa ternak warga.

Ia merupakan warga kampung sebelah penganut ilmu hitam.

Darah ternak digunakan sebagai tumbal untuk pesugihan. Malang tak dapat dielak.

 

Mantra itu sudah terlanjur menancap di pohon. Sehingga ia tidak dapat kembali dalam wujud manusia.

Selamanya akan menjadi penghuni di kaki bukit. (Seperti dikisahkan Iis Suwartini di Koran Merapi) *

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *