Cerita horor Jurig Jarian 3, bau Malik seperti bangkai tikus, penginnya minum kopi tak punya nafsu makan nasi

Kisah cerita horor tentang Jurig Jarian seri 3.

Badan Malik bau seperti bangkai tikus, dan dia penginnya hanya minum kopi tak punya nafsu makan nasi.

Apakah ini gara-gara ia minum di warung kopi malam-malam?

Malik sedikit lega karena bukan hantu yang menemuinya. Melihat waktu yang dibicarakan, dirinya segera berkemas-kemas untuk pulang. Hatinya memang mudah gelisah serta panik, entah kenapa seperti tengah kacau.

“Baik pak Mar. Kalau begitu saya…”

“Sebentar, kok kayak bau bangkai tikus ya? Wah iya bau sekali! Bantu saya cari sumbernya pak Malik.”

Malik merasa aneh, dirinya tidak mencium bau apa pun terlebih bangkai hewan.

Segala sudut dinding dan lemari telah dicek, tidak ada tanda-tanda semut yang mengeroyok benda yang dimaksud. Mereka berdua akhirnya menyerah.

“Sudah Pak. Besok saja, biar paginya dicek petugas kebersihan saja. Mari kita pulang.

Duluan saja, biar saya yang mematikan perangkatnya, kan rumahmu itu lebih jauh, takutnya nabrak magrib.” Terang atasannya.

“Baik pak Mar, terima kasih, saya pamit Pak. Mari.”

Melihat Malik pergi dan menutup pintu. Atasan tersebut tidak lagi mencium bau busuk di ruangan, kembali dihirup dalam-dalam udara dan aroma tidak mengenakkan tadi sudah hilang.

Layar monitor masih menyala, ia mencoba mematikan namun di samping papan ketik terdapat lima gelas kotor yang berisi kopi bekas minuman bawahannya.

“Wah, wah! Tumben pak Malik ngopi sampai bergelas-gelas. Tapi kuat enggak ya lambungnya.”

Tiba-tiba suara pintu serperti membuka dan menutup kencang. Jeglek!

Terkejutlah atasan Malik yang sedang fokus mematikan monitor dan mengingat gelas-gelas kopi. Saat mata mengecek ke arah pintu, hanya menyisakan gorden-gorden jendela bergoyang, seakan ada yang keluar dari ruangan tersebut.

Pemadaman yang diceritakan akhirnya terjadi, lampu ruangan mati. Atasan Malik menjadi gelisah seperti ketakutan, lantas ia pergi dari ruangan itu.

Terhitung sudah lima hari Malik merasa tidak nafsu makan setelah ronda pertamanya.

Lidahnya hanya menyukai kopi, istrinya pun tampak kebingungan. Pernah diajak ke dokter keluarga, tetapi menurut dokter keadaannya baik-baik saja.

Perjalanan pulang kali ini begitu larut, cuaca teramat gelap karena hujan lebat sepertinya akan tiba. Benarlah, sampai di gapura desa dan melewati pos kampling, tiba-tiba hujan deras datang.

Malik yang gontai kebingungan hendak kembali ke pos kampling untuk berteduh.

Saat menepi ingin memutar, dirinya justru berhenti di kios kopi yang pernah disambangi. (Seperti dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *