Berikut ini adalah bagain pertama cerita misteri tentang hantu pocong. Bukan sembarangan melainkan pocong sungsang.
Apa yang dimaksud sungsang itu? Sungsang berasal dari bahasa jawa yang artinya terbalik contohnya bayi lahir sungsang.
Yang dimaksud bayi lahir sungsang itu adalah bayi waktu lahir yang keluar kakinya dulu ini berbahaya. Bayi pada umumnya kalau lahir yang keluar adalah kepalanya dulu.
Kalau pocong sungsang adalah pocong yang kepalanya di bawah sedangkan kakinya
diatas jadi terbalik.
Yang melihat pocong sungsang itu adalah Indri dan Yati keduanya nama yang disamarkan,
mereka siswi salah satu SMA Negeri yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Peristiwa itu
terjadi tahun seribu sembilan ratus sembilan puluhan.
Pada waktu itu salah satu SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo mengadakan Camping di Batu Raden Purwokerto.
Camping itu dimaksudkan untuk mengakhiri pelajaran pramuka di sekolah tersebut. Pramuka termasuk pelajaran ekstra kurikuler. Camping diadakan dikelas dua atau kelas XI pada waktu liburan sekolah.
Siswa yang ikut camping jumlahnya ada 200 orang ( 5 kelas ) jurusan IPA dan IPS. Trasnsportnya menggunakan 5 bus dan 1 truk.
Adapun truk digunakan untuk mengangkut barang-barang milik siswa. Pada pagi hari berangkat dari Wates sesudah diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah dan Guru pembina.
Lebih kurang pukul 13.00 WIB mereka sudah sampai di perkemahan Batu Raden. Mereka lalu istirahat dan makan siang.
Sesudah itu lalu mendirikan tenda. Kurang lebih pukul 15.00 WIB pendirian tenda sudah selesai. Pukul 16.00 WIB diadakan upacara pembukaan. Dilanjutkan memasak dan sholat.
Untuk malam harinya dilaksanakan kegiatan kegiatannya. Adapaun kegiatannya pada malam itu adalah Sejarah Pramuka dan Morse. Pukul 22.00 WIB kegiatan sudah selesai.
Kemudian mereka masuk tenda nya masing-masing istirahat dan tidur. Pukul 04.00
WIB peserta camping itu bangun sholat dan persiapan untuk kegiatan hari itu.
Memasak untuk makan pagi. Setelah makan pagi lalu kumpul mengadakan upacara dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu. (Dikisahkan Subagya di Koran Merapi) *